Monday, June 21, 2010

Solusi Alternatif Cegah OBESITAS dengan Ekstrak Buah Melon


Saat ini permasalahan kesehatan tidak hanya pada KEP atau Kurang Energi Protein yang lebih dikenal dengan busung lapar, namun juga pada kasus obesitas. Prevalensi obesitas secara global meningkat baik di negara maju ataupun berkembang termasuk di Indonesia.

Menurut WHO, obesitas dankelebihan berat badan didefinisikan sebagai kelainan atau kelebihan akumulasi lemak yang dapat mengganggu kesehatan. WHO mendefinisikan kelebihan berat badan jika BMI (indeks massa tubuh) ≥ 25 dan obesitas jika BMI ≥ 30. Studi telah menunjukkan bahwa suplemen antioksidan dapat bermanfaat dalam terapi obesitas yang dikaitkan

dengan kondisi stres oksidatif. Oleh karena itu dilakukan studi pada hewan yang dipimpin oleh Jean-Max Rouanet dari University of Montpellier tersebut merupakan kerjasama antara para peneliti dari BioNov, University Hospital Guide Chauliac, Montpellier serta INRA, the Univesity of Montpellier. Untuk meneliti apakah ekstrak melon dapat mencegah obesitas. Ekstrak melon merupakan sumber yang kaya antioksidan superoksida dismutase (SOD) yang merupakan antioksidan pertama yang dimobilisasi oleh sel untuk pertahanan dan dipertimbangkan lebih kuat dibanding antioksidan vitamin karena SOD mengaktivasi tubuh untuk memproduksi antioksidan tubuh sendiri, termasuk katalase dan glutation peroksidase.

Berdasarkan hasil uji coba pada Hamster didapatkan bahwa setelah 84 hari, dosis ekstrak melon yang tertinggi dapat menurunkan trigliseridemia sebesar 68%, menurunkan produksi anion superoksida hati sebesar 12%, menurunkan aktivitas oksidase sitokrom mitokondria sebesar 40%, menurunkan produk oksidasi lemak dan protein (masing-masing sebesar 29% dan 35%) serta menurunkan leptinemia sebesar 99%. Ekstrak melon dengan dosis tertinggi juga meningkatkan adiponektinemia sebesar 29% (adinopeptin adalah suatu hormon protein yang dihasilkan oleh sel lemak yang berperan dalam metabolisme glukosa dan lemak), menyebabkan penurunan insulinemia sebesar 39%, penurunan resistensi insulin sebesar 41% serta penurunan lemak abdomen sebesar 25%.

Selain itu juga memicu penurunan lemak hati yang nyata (73%) serta mencegah steatohepatitis yang disebabkan oleh diet tinggi lemak. Kombinasi diet tinggi lemak dengan ekstrak melon juga menurunkan berat badan hamster hingga sebesar 29% dibanding dengan hamster yang hanya diberi diet tinggi lemak.

Kesimpulannya yaitu konsumsi ekstrak melon jangka panjang dapat menjadi alternatif baru untuk membantu mencegah atau mengurangi obesitas yang disebabkan oleh diet tinggi lemak. So, kamu yang takut OBESITAS dapat mengonsumsi buah harga terjangkau ini setiap hari.(three)

Sumber: CDK vol.37 no. 4 / Mei - Juni 2010

No comments:

Post a Comment